Kalau kamu mengikuti perkembangan mengenai suap import daging sapi yang nggak jelas mau di bawa ke mana, kamu tentu mengenal salah satu wanita wanita koleksi dari ahmad fathonah.
Ini dia salah satunya….
Yang paling muda…
Yang paling mungil…
Yang paling bohai, dan …
Yang paling nggak tau singkatan dari PKS…
Konon dia kira PKS itu singkatan dari Patroli Keamanan Sekolah!
Nih foto-fotonya Darin Mumtazah !
ini satu lagi fotonya:
Konon perkenalan awal Darin Mumtazah denagn Fathonah di mulai ketika Darin mengalami kesulitan belajar IPA. Entah kenapa, kok bisa-bisanya Fathonah menjadi guru privat IPA buat Darin.
Konon, kegeniusan Fathonah dalam ilmu IPA lah yang mengantar nasib sang Darin Mumtazah akhirnya menjadi murid tersayang Fathonah.
“Papa (panggailan sayang Fathonah:Redaksi) bisa membuktikan konstanta gravitasi, kecepatan cahaya, percepatan gerak sub atomic particle dan hubungannya dengan relativitas quantum dengan amat baik”, tutur Darin ketika di tanya wartawan mengenai keterlibatan perannya dalam mempengaruhi quota import daging sapi.
“What I am trying to say …….” Darin menambahkan….. sebelum di kejar pertanyaan wartawan yang makin aneh-aneh…
“Realitas di dunia quantum sub atomic particles berbeda 180 derajat bahkan bisa dikatakan sangat aneh dengan realitas yang kita rasakan!”
“Padahal…..” Darin menyambung kalimatnya sambil berkali-kali memperbaiki tali kutangnya yang melorot di tari-tarik wartawan yang makin kurang ajar
“Padahal…. realitas yang kita rasakan ini, kita yakini di bentuk dari elektron-elektron, atom-atom, inti atom, neutron, proton, makin kecil lagi ke quark, dan lain-lain”
“Bagaimana bisa terjadi, hukum-hukum fisika/alam di dunia quantum (micro) bisa berbeda di level macro?”
“Bagaimana bisa terjadi!!!”
Darin mulai naik darah….
“Bagaimana kalian bisa menjelaskan peristiwa kucingnya Schrodinger yang ngumpet di dalam kotak!”
Wartawan makin bingung, kok bisa muncul kucing di sini… Entah siapa itu Schrodinger? Wartawan dari media mana, bisik wartawati di sebelahku.
“Bagaimana kucing itu bisa mempunyai dua kondisi, kondisi hidup dan kondisi mati!”
“Bagaimana bisa, hanya kesadaran dari sang pengamatlah yang akan menentukan kucing schrodinger itu akan hidup atau mati!”
“Kalian pikirkan itu!!!”
Ada wartawan yang mencoba meng-konfirmasi pernyataan dari gadis(please, jangan di perpanjang masalah status ini!) muda ini…
“maksud mbak… Jaka sembung naik ojek?”
Darin menimpali….
“Sapi biarlah menjadi sapi…. tolong jangan berkembang menjadi pustun!”
Beginilah bla makhluk cantik sedang bicara, apapun yang keluar dari mulutnya, kami tidak peduli, asal bisa memandang wajah cantik dan lekuk-lekuk bentuk tubuhnya yang dibungkus ketat adalah kebahagiaan tersendiri dari kami para wartawan pria.
By the way, balik lagi ke Darin dan teman-temannya.
Kasihan nasib teman-teman cowoknya di sekolah…
Konon, banyak yang mupeng, nelan ludah kalo dia lagi lewat depan kelas….
Konon, teman-teman cowoknya nggak tahan kalo nggak memandang dua bukit indah itu, sambil membayangkan yang nggak-nggak!
Lebih kasihan lagi guru-guru pria di sekolahnya…
Terpaksa beli daging sapi oplosan dengan daging tikus/ celeng gara-gara daging sapi yang mahalnya ampun-ampun.
DISCLAIMER:
Berita di atas bersumber dari orang yang tidak bisa dipercaya. Jangan dikutip 100%, kutiplah sebagian, dan tambahkan bumbu-bumbu agar menjadi lebih menarik.